Kamis, 16 Juni 2016

Mengatasi Anak Yang Mau Menang Sendiri Dan Manja

Mengatasi Anak Yang Mau Menang Sendiri Dan Manja




       Pada saat arisan komplek, seorang teman curhat tentang anak bungsunya yang mau menang sendiri. Dari empat bersaudara, ia sendiri anak laki-laki.. Menurut teman tersebut, bila keinginanya tidak dituruti, maka putranya tersebut akan menangis dan melempar semua mainannya.

 Faktor yang menyebabkan anak mau menang sendiri dan manja adalah seperti berikut :

1.             Memperlakukan anak secara “istimewa”, sehingga selalu mengikuti kemauan dan hampir tidak pernah menolak permintaannya.  Ini menyebabkan secara perlahan anak menjadi besar kepala. Anak yang merasa di istimewakan, akan sulit menerima orang yang sebaya dengannya, karena menganggap sebagai saingan dalam mendapatkan perhatian.

2.             Tidak ada batasan prilaku yang tegas dan jelas dalam keluarga. Terlalu toleran terhadap prilaku yang tidak pantas, sehingga anak bersikap semaunya.

3.         Anak belum mepunyai pengetahuan yang cukup bagaimana berprilaku dan bertindak tanpa mengedepankan ego. Ia belum bisa memilah sikap yang pantas atau tidak.

4.       Orang tua tidak punya waktu yang cukup untuk mengarahkan anak. Tanggung jawab pengasuhan diserahkan pada orang lain, sehingga anak kurang mendapat bimbingan  dari orang tua yang seharusnya jadi panutan bagi prilaku anak.

5.                Masalah kejiwaan pada anak seperti kecemasan yang berlebihan, depresi atau masalah lain, yang membuatnya sulit untuk memikirkan orang lain. Hal ini semakin parah bila orang tua dan keluarga tidak memahami dan mengatasi masalah tersebut dengan baik.

Langkah bijak untuk mengatasi anak yang mau menang sendiri dan manja.

1.               Memahami dan membimbing anak dengan baik, tapi tetap menerapkan batasan prilaku yang jelas dan tegas. Tanpa menerapkan batasan prilaku yang jelas dan tegas, anak akan berprilaku semaunya. Hindari juga sikap terlalu melindungi dan selalu membolehkan tindakan anak, yang membuatnya hanya memperhatikan haknya. Hal ini bisa jadi akan terbawa keluar lingkungan keluarga.

2.               Jadikan keluarga sebagai sekolah awal dengan memberi contoh keteladanan dan panutan bagi anak. Anak kecil biasanya adalah peniru yang cepat dan baik. Ia akan menerapkan persis seperti apa yang dilihat dan diterimanya sehari-hari.

3.           Ajar dan bimbing anak untuk bersedia berbagi. Dengan cara seperti ini, sikap toleran akan terbentuk dalam prilakunya. Seperti mengajak ia menawarkan makanan pada teman-temannya yang datang bermain kerumah.

4.            Bersedia mendahulukan kepentingan orang lain. Ini bisa diterapkan lebih dulu dirumah. Seperti pada saat keluarga makan bersama, ajak anak untuk mendahulukan orang tua dalam mengambil makanan.

5.               Bersikap lebih bijak dalam memperlakukan anak yang merasa dirinya istimewa. Pada saat ia melakukan hal yang baik dan benar, berilah pujian. Dan sebaliknya, jika ia melakukan hal yang tidak pantas, berilah teguran yang tegas sesuai dengan usianya. Ajar ia untuk bertanggung jawab atas tugas yang diberikan.

Mendidik anak sedini mungkin, akan membentuk karakternya menjadi manusia yang bermoral dan bermartabat kelak.



    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar