Mengatasi
Anak Yang Mau Menang Sendiri Dan Manja
Pada
saat arisan komplek, seorang teman curhat tentang anak bungsunya yang mau
menang sendiri. Dari empat bersaudara, ia sendiri anak laki-laki.. Menurut
teman tersebut, bila keinginanya tidak dituruti, maka putranya tersebut akan
menangis dan melempar semua mainannya.
Faktor yang menyebabkan anak mau menang
sendiri dan manja adalah seperti berikut :
1. Memperlakukan anak secara “istimewa”, sehingga
selalu mengikuti kemauan dan hampir tidak pernah menolak permintaannya. Ini menyebabkan secara perlahan anak menjadi besar
kepala. Anak yang merasa di istimewakan, akan sulit menerima orang yang sebaya
dengannya, karena menganggap sebagai saingan dalam mendapatkan perhatian.
2. Tidak ada batasan prilaku yang tegas dan
jelas dalam keluarga. Terlalu toleran terhadap prilaku yang tidak pantas,
sehingga anak bersikap semaunya.
3. Anak belum mepunyai pengetahuan yang
cukup bagaimana berprilaku dan bertindak tanpa mengedepankan ego. Ia belum bisa
memilah sikap yang pantas atau tidak.
4. Orang
tua tidak punya waktu yang cukup untuk mengarahkan anak. Tanggung jawab
pengasuhan diserahkan pada orang lain, sehingga anak kurang mendapat bimbingan dari orang tua yang seharusnya jadi panutan
bagi prilaku anak.
5. Masalah kejiwaan pada anak seperti
kecemasan yang berlebihan, depresi atau masalah lain, yang membuatnya sulit untuk
memikirkan orang lain. Hal ini semakin parah bila orang tua dan keluarga tidak
memahami dan mengatasi masalah tersebut dengan baik.
Langkah bijak untuk
mengatasi anak yang mau menang sendiri dan manja.
1.
Memahami dan membimbing anak dengan
baik, tapi tetap menerapkan batasan prilaku yang jelas dan tegas. Tanpa
menerapkan batasan prilaku yang jelas dan tegas, anak akan berprilaku semaunya.
Hindari juga sikap terlalu melindungi dan selalu membolehkan tindakan anak,
yang membuatnya hanya memperhatikan haknya. Hal ini bisa jadi akan terbawa keluar
lingkungan keluarga.
2.
Jadikan keluarga sebagai sekolah awal
dengan memberi contoh keteladanan dan panutan bagi anak. Anak kecil biasanya
adalah peniru yang cepat dan baik. Ia akan menerapkan persis seperti apa yang
dilihat dan diterimanya sehari-hari.
3. Ajar dan bimbing anak untuk bersedia
berbagi. Dengan cara seperti ini, sikap toleran akan terbentuk dalam
prilakunya. Seperti mengajak ia menawarkan makanan pada teman-temannya yang
datang bermain kerumah.
4. Bersedia mendahulukan kepentingan orang
lain. Ini bisa diterapkan lebih dulu dirumah. Seperti pada saat keluarga makan bersama,
ajak anak untuk mendahulukan orang tua dalam mengambil makanan.
5.
Bersikap lebih bijak dalam memperlakukan
anak yang merasa dirinya istimewa. Pada saat ia melakukan hal yang baik dan
benar, berilah pujian. Dan sebaliknya, jika ia melakukan hal yang tidak pantas,
berilah teguran yang tegas sesuai dengan usianya. Ajar ia untuk bertanggung
jawab atas tugas yang diberikan.
Mendidik anak
sedini mungkin, akan membentuk karakternya menjadi manusia yang bermoral dan
bermartabat kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar